Powered By Blogger

Senin, 26 Juli 2010

Merindukan Pacar Lama


Hari ini sehabis meliput PARKOUR salah satu olah raga yang membutuhkan kelincahan tubuh di taman Kridaloka Gelora Bung Karno Jakarta. Meski kondisi badan saya 60% fit tapi namanya tugas negara ya harus ON FIRE trusss..
Interview selesai dengan narasumber, seorang teman mengajak saya kesebuah acara photosession bertajuk Hunting Photo Id-Photographer - Exotic Bike and Hot Rods. Bertempat di Rasuna Epicentrum Marketing Office, wow..untuk sebuah spot photosession bisa dibilang ini mewah. Ada objek pendukung model seperti mobil-mobil antik, dan motor-motor besar. Serta model-model dari media partner ME magazine..Ciaammmik...

Melihat n merasakan atmosfer kala itu..hmmm..tangan dan mata ini rasanya ingin membidik semua moment yang ada.
Kangeeen Banget pengen hunting n Motret fashion lagii...
sudah lama gak berkarya bkin portofolio yang bener-bener berkonsep. Setelah kurang lebih 4 bulan saya "pisah ranjang" dengan pacar lama saya (Kamera) dan "selingkuh" dengan tulisan. Rasanya saya ingin meminang kembali pacar lama saya.
Berhubung kondisi yang kurang fit, saya hanya jadi penonton dan penikmat saja..melihat para photographer lain dengan senjata mereka masing-masing, menaklukan musuh mereka yang berparas ayu nan SEXY...
untungnya saya gak sendiri, ada dua photographer handal yang senasib dengan saya..hehehehe...

Senin, 19 Juli 2010

sebelasjaritelunjuk: HENTAKAN SANG PENGUASA MALAM

sebelasjaritelunjuk: HENTAKAN SANG PENGUASA MALAM: "

sebelasjaritelunjuk: HENTAKAN SANG PENGUASA MALAM

sebelasjaritelunjuk: HENTAKAN SANG PENGUASA MALAM: "..."

HENTAKAN SANG PENGUASA MALAM

Pengaruh budaya barat begitu kental mewarnai segala aspek kehidupan. Moderenisasi pun seperti mainan bongkar pasang yang perlahan telah mengubah pola hidup, dan cara berpikir masyarakat urban. Begitu pula dengan dunia hiburan malam di kota besar yang semakin menjamur, seakan tak pernah mati dan selalu menyimpan berjuta kisah tersendiri.



Fenomena hiburan malam sudah menjadi gaya hidup masyarakat kota besar yang haus akan kesenangan. Banyak klub, diskotik, atau kafe-kafe selalu memberikan nilai plus minus kehidupan bagi penikmatnya
Bicara mengenai kehidupan malam, tentu tak bisa lepas dari profesi seorang Disc Jockey (DJ). DJ juga tergolong musisi, punya popularitas, fans, bahkan bisa mendapatkan penghasilan pula. Keahlian ”menyulap” lagu lewat turntable, sering memberikan atmosfir tersendiri di setiap acara clubbing.
Umumnya, Prime time dimulai sejak pukul sebelas malam hingga menjelang pukul tiga dini hari. Clubbers selalu menunggu setiap hentakan musik yang keluar dari CD hasil kreatifitas DJ. Dentuman-dentuman musik memacu detak jantung semakin kencang.
Kalau sudah begini, emosi clubbers seolah tak terkendali. Ada saja tingkah laku para clubbers meluapkan emosinya saat menikmati alunan musik, apalagi jika sudah dipengaruhi minuman beralkohol. Berjingkrak-jingkrak di atas dance floor, bahkan tak jarang di antara mereka silih berganti saling menggoda dengan liukkan erotis dalam balutan busana seksi. Suasana fun jelas tampak di wajah para clubbers.

.

Entertain

Menghibur! Itulah yang menjadi tanggung jawab seorang DJ untuk menghidupkan suasana hiburan malam di klub. ”Senang saja bisa menghibur orang secara tidak langsung sebagai entertainer. Kalau sudah main, beban yang ada hilang seketika,” ungkap DJ yang biasa disapa YY ini saat dijumpai Health n Tourism di X2 salah satu tempat Clubbing ternama di Jakarta.DJ yang mengusung genre klasik ini melihat perkembangan dunia malam sekarang ini lebih hidup. ”Crowd sekarang lebih ngerti dibandingkan jaman dulu. Sekarang Crowd lebih mengikuti perkembangan musik yang ada,” jelas DJ YY yang mengaku awalnya hanya mencoba-coba terhadap profesi DJ.

”Memang, untuk menjadi seorang DJ tidak mudah. Namun demikian bila semuanya dijalani dengan sepenuh hati dan keyakinan niscaya akan menjadi sebuah profesi yang menjanjikan. Kalau dulu DJ sekadar hobi, sekarang DJ itu salah satu profesi yang bisa menghasilkan,” jelas DJ Cello dari X2 pula. Lebih jauh DJ yang gemar mengoleksi piringan hitam klasik tahun 70-an dan bergenre House Music ini, menceritakan soal penghasilan yang bisa didapatkan seorang DJ. ”Perdua jam seorang DJ bisa mengantongi uang sekitar 1 sampai 2 juta rupiah.”


Dengan penghasilan sebesar itu tentu saja sangat menyenangkan. Tapi sebenarnya bukan uang semata yang mendatangkan kesenangan. Ia senang menjadi DJ karena dapat bertemu dengan banyak orang setiap hari. Dan, tak jarang pula dari obrolan akan muncul ide-ide untuk menciptakan peluang bisnis.

Sementara itu DJ Dimaz yang bergenre Hip Hop menceritakan pengalaman yang sempat menciutkan nyalinya. ”Saya pernah ditimpuki dengan pop corn oleh clubbers saat sedang main karena listrik padam secara tiba-tiba,” cerita Dimaz sambil tertawa. Dari profesinya sebagai DJ, Dimaz bersyukur hampir semua kebutuhannya sudah bisa terpenuhi. ES


Written & Photo : Erik Sanjaya for Health n Tourism Magz

Pendidikan Di Balik Kardus Bekas


Semenjak kecil rasa ingin tahu tentang banyak hal, membuat Dr. Irina Among Praja selalu bertanya tentang apa saja yang menurutnya menarik. Namun dirinya tidak pernah puas atas setiap jawaban yang dia dapat. Begitu pula ketika Ia meniti kehidupan kaum-kaum minoritas seperti anak-anak pemulung yang nasibnya kurang beruntung dalam dunia pendidikan. Di usia mereka seharusnya mendapat hak menikmati bangku sekolah seperti anak-anak Indonesia lainnya, bukan mengais-ngais sampah atau kardus bekas. Apa yang dilakukan Irina agar mereka bisa bersekolah?

Anak adalah anugerah terindah dari Sang Pencipta. Mereka hadir dalam kehidupan atas nama cinta. Perhatian dan kasih sayang adalah senjata untuk menjadikan mereka generasi penerus bangsa yang memiliki nilai budi perkerti dan akhlak yang baik tentunya. Mulai dari lingkungan kecil seperti keluarga, hingga yang bersifat formal seperti sekolah, merupakan tempat dimana mereka seharusnya berada. Bukan di jalan.
Namun tidak semua generasi penerus bangsa ini memiliki kesempatan untuk mengenyam bangku sekolah, terlebih lagi bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak di antaranya mereka yang harus membenam mimpi mereka untuk mendapat pendidikan, terutama bagi anak-anak mereka. Padahal sekolah adalah tempatnya mencetak ‘Habibie’ berikutnya. Miris memang disaat negeri ini sedang berbenah diri menghadapi persaingan global menuntut sumber daya manusia berkualitas, Indonesia yang katanya punya segalanya kalah bersaing dengan bangsa lain.
Berangkat dari keprihatinan dan rasa kepedulian yang tinggi terhadap anak bangsa, Dr. Irina Among Praja mencoba memperbaiki sedikit demi sedikit akar masa depan bangsa ini. Berbagi untuk kaum yang terpinggirkan, mengajak anak-anak pemulung untuk bersekolah. Ya.. “Sekolah Kami” rumah dimana mereka mencari ilmu untuk bekal di masa depan berdiri tahun 2001 di Bintara, Bekasi.
Sekolah yang tadinya tempat pembuangan sampah ini, disulap mejadi ’istana’ para pemulung kecil oleh Irina. Siapa sangka dari tempat yang kotor dan bau, berdiri sebuah sekolah yang di dalamnya terasa kental aura kasih sayang dan ketulusan. Disinilah harapan anak bangsa yang tadinya tersingkirkan bisa menatap kembali masa depan mereka.
Sedikit bercerita, awalnya memang tidak mudah mengajak anak-anak pemulung ini untuk sekolah. “Yang ingin mereka sekolah ya aku, bukan mereka, kalau menunggu mereka mau sampai kapan harus menunggu. Karena mereka biasanya selalu menganggap sepele urusan pendidikan, khususnya para orang tua. Buat mereka yang penting tiap harinya kerja dan bisa makan, untuk apa sekolah lebih baik cari uang ” tegas Irina kepada Health n Tourism dengan nada sedikit geregetan. Uniknya Irina punya cara tersendiri mengajak anak-anak pemulung untuk pergi sekolah. Mereka dijemput menggunakan mobil. Kenapa ? “Karena kalau tidak dijemput namanya pemulung jalan kaki ke sekolah lihat kardus dipungut, kapan sampainya.” Tambah Irina.
Kerja keras serta keikhlasan Irina bersama teman-teman bak setetes embun penyejuk di tengah kekeringan. Ketika sekolah-sekolah negeri dan swasta berlomba dalam biaya pendidikan, Irina justru menyelenggarakan pendidikan gratis. Sebanyak 120 siswa diajari membaca, menghitung, dan pelajaran umum lainnya, namun titik be¬ratnya lebih ke pendidikan akhlak; kejujuran & sopan santun.
Kepolosan terlihat dari wajah mereka yang antusias mengikuti pelajaran dikelas. Sesekali canda tawa mewarnai tingkah laku mereka. Pada dasarnya mereka dididik untuk menjadi manusia yang beretika. ”Kita berusaha menjembatani anak-anak yang belum atau sudah untuk kembali ke sekolah. Mengerjakan apa yang mereka butuhkan dan kita mampu” ungkap wanita asal Bandung, Jawa Barat.
Selain itu, Irina membekali mereka dengan keterampilan seperti membuat pembersih lantai, sabun cair untuk cuci piring & cuci tangan. Juga membuat tas dari kertas daur ulang, kartu ucapan, belajar menjahit, membuat kue, dan membuat pupuk kompos. Hebat ya? Padahal Irina dan rekan mendidik anak-anak dengan sukarela alias tanpa digaji seperak pun.
”Belajar peduli pada orang lain terutama pada mereka yang membutuhkan itu memang tidak mudah. Padahal kan didalam harta kita ada 2.5% hak mereka kurang mampu. Sepertinya kita perlu sekali kali pakai bahasa hati untuk bisa mengerti arti sebuah makna.” tegas wanita 52 tahun ini. Usaha dan kerja keras serta kepedulian Irina terhadap pendidikan patut kita tiru. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?. ES

Written & Photo : Erik Sanjaya for Health n Tourism Magz

Pernak Pernik Liburan untuk si Kecil


Sayang anak. Mungkin kata itu sering kali terucap untuk mewakili rasa kecintaan kita pada si buah hati. Pernak pernik perlengkapan si kecil pun kini semakin beragam jenisnya. Jadi, dibutuhkan ketelitian sebelum membeli perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk berlibur bersama si kecil.

Bagi para orang tua moment berlibur adalah waktu yang sering dimanfaatkan untuk berbagi dengan si kecil dan berkumpul bersama keluarga. Namun kadang kala timbul pertanyaan, membawa si kecil berpergian, sebaiknya membawa apa saja ya? Terkadang para orang tua bingung pada saat liburan tiba.

Sebenarnya Anda tidak perlu bingung karena sekarang ini Anda dapat dengan mudah mencari perlengkapan untuk si kecil. Salah satunya di nenenshop. Toko yang satu ini nyaman bagi keluarga untuk berbelanja. Di sini berbagai pernak pernik bayi dan anak dijual. Barang-barang yang ditawarkan pun unik dan jarang ditemukan di toko bayi pada umumnya.

Yang perlu diperhatikan, pemilihan barang pun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pastinya aman dan nyaman untuk usia si kecil. “Keamanan adalah hal yang utama. Selanjutnya adalah bagaimana produk ini bisa bermanfaat sesuai dengan umur si kecil,” jelas Yudhis Juwono Baby Assistant nenenshop kepada Health n Tourism.

Misalnya, tas perlengkapan bayi untuk liburan. Akan lebih baik bila tas ini dapat diubah sebagai alas bantalan untuk mengganti baju bayi, serta bersaku banyak sehingga Anda pun bisa menyimpan kunci mobil, sim, atau dompet Anda di sana. Saat ini pun sudah tersedia Tas bayi yang dilengkapi dengan perlak untuk mengganti popok serta insulator di sisi tas untuk menjaga minuman yang dibawa tetap dalam keadaan panas hingga 4 jam.

Lebih lanjut Yudhis menyarankan bagi Anda yang ingin berlibur bersama si kecil, “Investasikan untuk membeli lightweight stroller, yang mudah dilipat dan ringan dibawa ketika kita jalan-jalan. Selanjutnya pilih gendongan bayi

yang paling nyaman untuk digunakan. Kedua produk ini yang akan sangat dibutuhkan ketika traveling,” sahut Yudhis dengan senyum.

Khusus Anda pengguna kendaraan pribadi seperti mobil, Yudhis mengingatkan Jika bayi Anda umur sampai 6 bulan atau berat 9 Kg maka dapat di gunakan Baby Carrier dan diatas 6 bulan sudah dapat menggunakan Baby Car Seat (tempat duduk bayi),” tegas Yudhis. Ada baiknya untuk kenyamanan dan keselamatan buah hati perlengkapan si kecil harus terpenuhi, karena bagaimana pun anak adalah karunia mahakarya dari sang pencipta. ES



Written & Photo : Erik Sanjaya for Health n Tourism Magz

Memanjakan Hati di JakBali


Mau makan enak sambil menikmati berberbagai koleksi barang-barang seni yang mengagumkan? Datang saja ke JakBali Art Gallery Café and Restaurant, dijamin Anda bakal memperoleh malam yang sangat berkesan.

Malam sudah tinggi. Gelapnya pun terlihat semakin temaram. Entah kenapa malam itu terasa lebih indah dibandingkan malam sebelumnya. Sorotan lampu warni-warni dari beberapa sudut membuat langit terlihat begitu menawan. Ditambah lagi, sayup-sayup terdengar alunan tembang yang dinyanyikan Jason Miraz bertajuk Im Yours, sepertinya mampu ‘menyihir’ banyak orang untuk berlama-lama di JakBali Art Gallery Café and Restaurant yang terletak di kawasan Kemang Timur II, Jakarta Selatan.
Sesuai namanya JakBali, menyatukan perpaduan dua kultur, Jakarta dan Bali yang melahirkan sebuah konsep gallery, café dan restoran. Tentunya kehadiran JakBali diharapkan bisa memberikan sesuatu yang berbeda ditengah-tengah hiruk pikuk kota Jakarta yang semakin pengab dan padat.
Konsep interior dan eksteriornya saja sangat unik dan menarik. Memasuki pelataran Jakbali kita sudah disuguhkan pemandangan deretan lampu obor yang seakan membuat pengunjungnya penasaran. Suasana romantis memang sudah terasa dari luar.
Begitu pula halnya ketika kita memasuki interiornya. Sebelum menuju ke café, setiap pelanggan pasti akan mendapat suguhan berbagai pajangan karya-karya seni yang mengagumkan.
Kalau sudah di JakBali, semua kepenatan seakan tiba-tiba sirna. Tidak bising alias jauh dari keramaian. Anda bisa menyantap beragam menu western yang disajikan sambil menikmati hingga membeli beragam karya seni.
Maklum , selain menyajikan makanan yang lezat, JakBali juga menjual berbagai benda-benda seni dan antik, mulai dari berbagai aliran lukisan, beragam meubel, mulai dari kursi, gazebo, lemari hingga tempat tidur dari kayu-kayu pilihan yang usianya mencapai ratusan tahun. Meja makan misalnya, terbuat dari kayu solid utuh sepanjang 4 meter. Ada pula tempat tidur yang terbuat dari kayu ulin seberat 1,5 ton. Waw..sudah terbayang kokoh pastinya.
Uniknya produk-produk di JakBali terbatas dan langka baik desain maupun bahannya. Karena dalam pembuatan produknya memanfaatkan kayu-kayu kuno peninggalan Belanda, misalnya dari bantalan rel kereta api dan juga jembatan. Tak jarang nilai untuk satu produknya cukup tinggi. Namun jika dilihat dari nilai sejarah dan sentuhan karya seni yang penuh dengan kreativitas, nominal bukanlah harga yang mahal. Jika Anda pengkoleksi barang antik rasanya JakBali juga pas untuk dijadikan alternatif barang-barang buruan Anda.
Lepas dari gallery, Anda akan menikmati suasana café yang juga tak kalah indah dan tentunya romantis. Anda bisa memilih ingin menghabiskan malam bersama dengan pasangan atau keluarga di tepian kolam renang atau menikmati keindahan malam dengan lampu-lapu yang mempesona, tinggal memilih. Pastinya, ketika berada disini Anda bakal memiliki malam yang sulit untuk dilupakan.
Memadukan antara gallery, café dan restoran memang bukan pekerjaan mudah alias tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan pemikiran, modal dan pemahaman yang tinggi untuk mewujudkan ini. Tapi, Bayu W. Sugiarto beserta rekan-rekannya mampu mewujudkan itu. Apalagi, konsep gallery café seperti ini sangat jarang sekali ditemui di Indonesia. Kalau pun ada, mungkin hanya di Bali yang terkenal dengan beragam karya seninya.
“Kunci suksesnya, punya kemauan, hobi dan teman. Karena kalau bisnis tidak didasari hobbi akan sulit,” ujar Bayu kepada Health n Tourism..
Lebih lanjut Bayu menambahkan, memiliki hobby jika tidak punya kemauan juga tidak mungkin, sedangkan punya hobi dan kemauan tanpa teman (relasi) juga sama saja. Jadi ketiganya itu harus berjalan seiring. Soal untung rugi semua sudah ada yang mengaturnya. Yang penting jalani, nikmati dan jangan lupa berbagi (amal).” Jelas Bayu dengan bijak. Bali ‘made in’ Jakarta kenapa tidak?..jadikan JakBali rumah kedua Anda. ES


Written : Erik Sanjaya for Health n Tourism Magz
Photo : Deny Setiawan

Jumat, 16 Juli 2010

Berpetualang di Zona Hitam !!


Pernahkah terlintas dalam benak Anda, berpetualang flying fox meluncur di ketinggian 28 meter hanya dengan seutas tali Baja?. Membayangkannya saja sudah membuat jantung seakan berhenti berdetak sejenak. Wajah pucat pasi pun tak dapat Anda tutupi. Takut jatuh? Hey..tapi jangan takut dulu! Keselamatan Anda terjamin disini, dari equitment berkualiatas sampai Instruktor profesional. Anda yang suka tantangan dan bernyali tinggi Outbond Holic adalah tempat yang harus Anda taklukkan.


Siang itu, teriknya matahari tak menurunkan semangat kami untuk menjelahi petualangan alam ala Outbond Holic. Berjalan mengelilingi pepohonan besar seolah berada dalam hutan lebat, rasa lelah dalam perjalanan terbayar sudah “ahhh,. Sejuuk tenaaan.” celetuk photographer kami sembari menghela nafas. Tak menyangka suasana seperti ini dapat dinikmati di tengah kota Jakarta yang identik dengan raungan mesin kendaraan.

Bersama dua rekan Health n Tourism saya menelusuri jalan yang beralaskan conblock, mata kami disuguhi keunikan tali-tali yang membentang dan menghubungkan pepohonan sebagai lintasan sirkuit Outbond. Sesekali kami mendengar teriakan pengunjung saat meluncur dengan flying fox sebagai bentuk ekpresi melepas rasa takut .

Dipertengahan perjalanan, nampak akitivitas instruktur sedang mengecek kondisi vilog cross salah satu lintasan alang rintang yang terbentuk dari barisan balok-balok kayu. Lucky wahyu kepala seksi operasional Outbond Holic sedang memantau dari kejauhan “pengecekkan seperti ini kami lakukan setiap harinya, keselamatan pengunjung adalah prioritas utama bagi kami,” katanya membuka obrolan kepada HnT OutBond Holic milik PT. Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) ini berdiri sejak 2008 lalu. Lebih jauh Lucky menjelaskan, “Outbond merupakan sarana untuk membangun team work, satu sisi kita belajar menjadi leadership dimana sebaik mungkin memberikan contoh kepada follower kita,”.

Terbagi dalam beberapa Jalur Outbond Holic memiliki track dengan tingkat kesulitan yang berbeda dan disesuaikan untuk tingkatan usia dan fisik. Dihadapan saya, nampak dua orang pengunjung antusias memperhatikan instrukstur memberikan pengenalan tentang alat yang akan digunakan seperti carabin dan Polley di Jalur Training. Jalur training biasanya digunakan untuk pemanasan dan simulasi.

Jalur Hijau dalam tingkatan termasuk level easy atau mudah. Tracknya pun tak terlalu sulit serta ketinggiannya hanya 4-5 meter saja. Menuju Jalur berikutnya Biru dan Merah. Tingkatan jalurnya Medium dan Hard. Kesabaran serta kekuatan fisik Anda di uji lebih ekstra disini. untuk mencapai finish Anda harus menaklukkan track seperti monkey track, foot bridge, sampai Down Hill Net. Setiap jalur yang berbeda terdiri dari 8 track dan selalu di akhiri oleh Flying Fox untuk mencapai finish.

Bagi Anda yang suka tantangan berpacu dengan waktu, Jalur X adalah jawabannya. Di Jalur X ini, Anda di tantang secepat mungkin mencapai garis finish melewati lintasan Tapal Kuda, dan berakhir di Flying Fox. Anda yang bisa dengan cepat 2 menit sampai finish, pihak outbond Holic memberikan bermacam reward salah satunya Telephone Seluler. Asik Kan..

Lucky menantang kami mencoba jalur terdasyat disini. Jalur Hitam merupakan Flying fox tertinggi di Indonesia. Tingginya setara dengan 7 lantai gedung atau 28 meter dan kecepatan meluncurnya mencapai 35km/jam. Untuk mencapai Jalur Hitam Anda memulai start di jalur Hijau, melewati Jalur Biru dan Jalur merah. Tahap akhir menuju Jalur Hitam Anda harus menaiki Parrot Leader setinggi 15 meter selanjutnya merayap menyeberangi jaring dengan kemiringan sudut 45 derajat dengan panjang mencapai 25 meter.

Berhubung kondisi fisik kami bertiga kurang fit, untuk sementara tantangan Lucky kami tolak..hehehe.. Karena sebenarnya sih saya takut ketinggian. Tapi kalau Anda punya “nyali” lebih, tak ada salahnya mencoba. Mau?. ES


Written : Erik Sanjaya for Health n Tourism Magz

Photo : Istimewa


Fist time attack


hi..aloha..punten sadayana.. cuma iseng pengen punya portfolio tulisan..jadinya bikin ini bloq deh.. hmm..
First Time Attack..
my first experience..yah mungkin itu yang saya rasakan.. terjebak dalam satu kotak. Didalamnya berisi mahkluk-mahkluk kreatif, punya loyalitas tinggi, hard worker..dan penuh tanggung jawab..
setiap hari bekerja sama yang namanya 'dateline'..ckckckck..bener-bener nguras otak, tenaga dan pikiran..
Apa yang saya cita-citakan akhirnya tercapai disini. i'm got jobs for media..menulis dan photografi. Yeahhh.. kesampaean juga... Ritme kerja yang supeeeeer ketaat, terkadang bikin otak ini 'mencreeet'..hahahahaha.. Harus pinter bagi-bagi waktu buat keluarga, dan orang-orang terdekat.. Belum lagi harus denger si 'nyai' my bos ngoceeeeh tiap hari. Ada aja pasukan yang kena 'semproot' ocehan yang gak jelasss...
Tapi ini tantangan yang harus saya taklukkan..coz i love my jobs...so lets do it..Never Surrender lah pokoknya..